avengers

avengers

Thursday, May 22, 2014

Malas Kuliah

Mungkin malas kuliah adalah kata yang paling sering gue dengar beberapa bulan belakangan ini. Sejujurnya, gue juga pernah sih malas kuliah sampai kepengen bolos. Tapi gagal mulu. Tiap berniat bolos, dosennya emang gak datang. Alhasil gak jadi bolos. Muehehe. *pamer

Sebenarnya, agak miris mendengar kalimat, "malas kuliah". Apalagi dari mulut teman-teman yang jauh dari orangtua. Tapi manusiawi kok. Manusia mana yang gak pernah terbersit kata malas. Tapi mungkin cara orang menyikapi kemalasan itu berbeda-beda.

Gue sendiri merasa gak pantas mengeluh karena malas kuliah atau apalah itu. Kenapa? Gue yang memilih untuk kuliah dan gue yang ingin kuliah. Satu lagi, yang bayarin uang kuliah adalah orang tua. Kalau gue yang bayar sih, gue merasa pantas mengatakan malas kuliah. Tapi sekali lagi, gue yang memilih ini semua.

As before, malas itu manusiawi. Gue juga terkadang malas. Malas boleh kok, asal jangan dipelihara lama-lama aja. Tapi ada beberapa teman-teman diluar sana yang bilang malas sampai pengen pulang kampung dan gak mau balik-balik lagi. Hellooooow. Bukankah ini pilihan lo? Atau lo dipaksa sama orangtua buat kuliah? Bukannya orangtua lo gak rugi kalau lo gak kuliah?

Hmmmmm. Menurut gue sih, pikirkan aja orangtua lo yang susah-payah cari rezeki buat lo kuliah. Pasti gak bakal tega buat malas. Hehehe. Manjur sih buat gue. Sekian. Seeya :)

Wednesday, May 14, 2014

Park Ji-Sung Pensiun


Diantara semua berita pensiun dan kepindahan pemain ke klub lain, ini satu-satunya berita yang membuat gue benar-benar syedih. 

Park Ji Sung pensiun.

Ya, akhirnya saat ini datang juga.

Park Ji Sung, alasan gue mulai menyukai Manchester United. Dia orang asia yang bermain untuk klub sebesar Manchester United. Semua orang di dunia tahu, gak banyak orang Asia yang bermain di Eropa, khususnya Inggris, pada waktu itu. Adanya Park Ji Sung di Manchester United membuat gue berpikir, pasti ada yang istimewa dengan pemain ini. Ternyata, dia memang istimewa. Semangat dan kerja keras. Gue rasa kedua hal ini yang menjadikan Park Ji Sung istimewa. Gue pernah baca tentang bagaimana kerasnya Park Ji Sung berlatih dan itu semua sukses menjadikan gue sebagai fans oppa yang satu ini.

Park Ji Sung, bagi gue, adalah simbol dari kerja keras dan semangat. Walau gue secara personally gak kenal sama Park Ji Sung, tapi dia sedikit-banyak mengajarkan kepada gue arti usaha dan kerja keras. Lihatlah caranya menggiring bola, mengejar bola sampai mencuri bola dari lawan. Cepat, gesit dan  juga sabar. Sifatnya yang terkahir mungkin gak semua pemain bola punya.

Di Running Man, Park Ji Sung kelihatan sopan dan pinter banget bicaranya. Pembawaannya yang lucu dan 'variety' banget, membuat gue merasa, gue gak salah memilih idola. Hahaha. He's really good-mannered and funny. Ingat caranya membully Kwangsu ditengah pertandingan, itu benar-benar lucu.

Mungkin ada yang berpikir, karena gue suka Korea, makanya gue suka Park Ji Sung. It's totally wrong. I think there is no correlation between it. I like him because I'm an Asian and he is an Asian. I feel proud everytime I see an Asian player in Europe. Especially Park Ji Sung who introduced me to a new world. Hehe.

Akhir kata (?), semoga Park Ji Sung sering-sering muncul di TV. Semoga cedera lututnya cepat sembuh. Semoga pernikahannya bulan Juli mendatang lancar, punya anak-anak yang cakep dan lucu kayak oppa dan cantik kayak Kakak ipar, Kim Min Ji-onni. Semoga oppa sukses yaa. Really really want to see you happy, oppa.

Your Fans 

Monday, May 12, 2014

Catatan Akhir Musim 2013/2014

Musim 2013/2014 ini bisa dikatakan musim yang sama sekali berbeda dari musim-musim sebelumnya. Apa yang berbeda? Cukup banyak sih hal yang berbeda kalau dibandingakan dengan musim sebelumnya.

Pertama, gue udah jadi anak kuliahan di sebuah program studi dimana kebanyakan mahasiswa-nya adalah mahasiswi. Mengertikah? Yang jelas, gue gak punya teman berbagi cerita kayak di SMA dulu. Jujur, gue merasa tersiksa. Bukan berarti disini gak ada cowok, tapi di kelas gue, cowok yang mengerti dan bisa diajak bicara bola cuma beberapa biji. Membandingkan dengan cahabat-cahabat di SMA dulu yang heboh banget tiap pagi, membuat gue benar-benar merasa I came to a wrong place. But, life must goes on. Kedua, masalah siarannya. Gedek sendiri deh tiap nonton bola harus kecilin suara televisi biar gak kedengeran chant atau komentator yang putus-putus. Berasa streaming. Beneran deh. Ditambah lagi jumlah match-nya MU yang disiarkan gak seberapa banyak. Tapi harus bersyukur sih.
Ketiga, no more Sir Alex Ferguson~ Nah.. ini yang menyebabkan perbedaan kian terasa. Gak tau deh mau bilang apa. Yap, perbedaan-perbedaan itulah yang membuat musim ini terasa kian 'istimewa'.

Dimulai dari awal musim, manajer baru berhasil memberikan sebuah trofi Community Shield. Betapa jelek pun klub di musim ini, setidaknya klub mengawalinya dengan sebuah trofi. At least, it's not a year without trophy. Sejujurnya, gue bahkan gak ingat hasil pertandingan-pertandingan berikutnya. Satu hal yang pasti, banyak kekalahan dibanding musim lalu. Plus beberapa "rekor" yang dipecahkan oleh sang manajer baru. Gue berusaha legowo, anything can happen in football

Perjalanan di UCL berlanjut lebih lama dari perkiraan gue. Mengingat MU udah babak belur di liga domestik, rasanya melaju sampai ke perempat final menjadi capaian yang cukup baik. Melawan

Satu-satunya pertandingan yang berkesan di musim ini, mungkin saat melawan Olympiakos. Pertandingan leg ke-dua di Old Trafford benar-benar luar biasa. Mereka seperti kerasukan para pemain legend. Menurut gue sih dramatis.

Pada akhirnya, posisi tujuh dan saya speechless. Tapi gue pikir, ini posisi yang pantas untuk musim ini. It seems like they lost their passion, they lost their interest in winning the game. Well, I don't really understand them. But, next season we have to do it better than this season, make sure to get back our trophy and enter the Champions League. We can do it, United!
Last but not least, congratulation Manchester City :)