Trio Najong: Ujian!
Author : Annisa
Cast: Trio Najong (Upa, Taeri, Mincay), Taec si Ketua Macho, Chana (2PM), Seungri, TOP, Daesung (Big Bang), Yoseob (Beast), Joon (MBLAQ), Trio Yadong (Hyuk, Minho, Changmin), Seungyeol (Infinite), Leeteuk (Suju), Key (SHINee)
Genre: Komedi ancur
notes: Ini FF Trio Najong ke-2. Lebih hancur dari sebelumnya karena ini memang FF ancur. Pfft. No offense, karena gue suka semua idol yang yang ada di FF ini. Buat Upa dan Taeri, ditunggu FF kalian -_-
Suatu pagi di SMA APAAJABOLEH,
“Gut morning,
kawan-kawankuh yang tercintaa!” teriak Taeri dengan suara yang menggelegar.
Yoseob yang
mejanya paling dekat dengan pintu hanya tersenyum kecut melihat Taeri yang
penampakannya emang bikin muntah.
“Ceb to the bol,
ngapain lo?” tanya Taeri sok akrab. Memang sudah rahasia umum bahwa Yoseob
tidak terlalu tinggi dan cenderung pendek.
“Heh, tuyul!
Ngaca dulu deh. Semekot aja bangga lu!” seru Yoseob tersungging.
Lee Joon yang
duduk di sebelah Yeseob menatap mereka dengan wajah blo’onnya. “Semekot apaan
ya, Seob? Joon gak ngerti.”
“Se-meter kotor,
oon,” serunya sambil tertawa iblis. “Kasian banget lu ya, ri. Udah cuma
semeter, kotor lagi.”
“Biarin aja gue
semeter kotor, daripada elu semekon! Udah cuma semeter, diskon 50%+20% lagi!”
teriak Taeri nyolot.
“Untung gak
gratis piring ya, Ri,” ujar Lee Joon sambil ketawa-ketiwi najis.
Sebelum kembali
diserang Yoseob, Taeri mengibaskan rambutnya di muka Yoseob dan berjalan menuju
bangkunya. Meninggalkan Yoseob yang berasap-asap dan Lee Joon yang ketawa-ketiwi.
“Ri, lu apain
noh si Ucup?” tanya ketua kelas, Taec.
Taeri tersenyum
najis. “Gue puji doang kok, Tek.”
Taec membulatnya
bibirnya membentuk huruf O. “Betewe, lu udah belajar buat ujian nanti belum,
ri?”
“Belajar apaan?”
tanya Taeri songong sambil melambaikan sebuah kertas.
Mata Taec
langsung bersinar dan kupingnya melebar. “KUNCI JAWABAN?!”
Taeri buru-buru memasukkan
kertas itu ke sakunya dan membekap mulut Taec. “Sssst!! INI RAHASIA NEGARA,
BEGOK! JANGAN KENCENG-KENCENG!!”
Dengan segala
usaha, Taec melepas bekapan Taeri. Bukannya berlaku baik pada Taeri, ia malah
menoyor Taeri. “Lu yang begok! Lu gak lihat kita cuma berempat di kelas ini. Si
Ucup begok itu kan punya masalah sama pendengarannya, sementara si oon Joon kan
terlalu oon buat ngerti hal ini!”
“Oh, benar juga
ya, Tek. Maap ye!”
Taec
menganggukkan kepalanya sambil menatap Taeri prihatin. “Jadi, mana kunci
jawabannya?”
“Eittsss… ini
tidak gratis, Tek,” sahut Taeri dengan muka najongnya. “Gue punya beberapa
syarat yang gue rasa gak bakal bisa lu penuhi. Untuk mendapatkan kunci jawaban
ini, lu harus punya beberapa kriteria tertentu. Tentu saja hal ini adalah upaya
kami untuk membatasi jumlah—”
“Bacot lu,” Taec
merogoh kantong dan mengeluarkan dompetnya yang tebal karena bon utang di
warteg terdekat. Walau seorang idol, tapi yang namanya bon hutang tetap saja
tidak bisa dihindari. Apalagi kalau sudah akhir bulan. “Mau berapa lu?”
“Lima juta juga
cukup kok, Tek,” Taeri berkata tanpa malu. “Kunci jawaban ini dijamin
kebenarannya.”
Taec menatap
Taeri nanar. “Lima juta, Ri? Lu kagak ada diskon buat ketua kelas?”
Taeri mendengus.
Ditatapnya Taec dari atas sampai bawah. “Ya udah deh, gue diskon buat elu. 5
ribu deh, tapi lu harus kirimin gue foto topless-nya Wooyoung ya.”
Tanpa basa-basi
Taec langsung mengangguk tanda setuju. “Taeri, lu emang teman gue paling sip!
Nanti malem gue kirim foto si uyung via kokoatolk!”
‘Sippp…! Foto
topless-nya Wooyoung~’ sahut Taeri dalam hati.
“SPADAAAAAAH!”
tiba-tiba terdengar suara Mincay. Dibelakangnya berdiri Kunyuk, Minho, dan
Changmin. Trio yadong.
“Gileee
lu cay! Sejak kapan lu dateng ke sekolah bareng trio setan?!” teriak Taeri
histeris.
Mincay
melirik tajam. “Kebetulan, begok!”
“Heh,
Taeri! Kita bertiga bukan trio setan ya, geblek!” sahut Kunyuk sambil
menunjuk-menunjuk Taeri. “Kita bertiga itu—”
“TRIO
YADONG!!” sahut Kunyuk-Minho-Changmin serentak dengan gaya paling mahok sejagad
raya.
“Ayo
hyung, abaikan saja dia,” ujar Minho normal sambil menarik Kunyuk ke bangku
mereka yang terletak paling belakang.
Mincay
menghampiri Taeri dan Taec yang sibuk menyalin kunci jawaban ke lengannya.
“Kunci jawaban ya? Gue mau dong, Ri.”
“Ups,
tidak bisaaa!” ujar Taeri meledek.
Mincay
tersenyum iblis. “Gue aduin ke AJ-oppa, ah!”
Taeri
tiba-tiba langsung memelas, persis seperti kucing garong minta makan. “Jangan
dong, Cay! Ini gue tunjukin kok. Hehehe gue barusan bercanda kok, Cay. Ah gitu
aja lu masukin ke hati. Atau mau gue catetin, cay? Sini gue catetin yaaa?”
Dengan
semangat 45 Taeri pun langsung mencatatkan kunci jawaban untuk Mincay. Mincay
tersenyum iblis. Ternyata Taeri dapat dibego’in dengan mudah.
Satu
per satu murid kelas paling terbelakang di SMA APAAJABOLEH ini berdatangan.
Semua heboh mempersiapkan diri untuk ujian matematika pagi ini. Sebagian murid
seperti Taeri, Mincay, Upa, Seungri, Taec, Trio Yadong merasa santai karena
sudah punya jimat keberuntungan. Namun sebagian murid yang sok pintar macam
Yoseob, Seungyeol, Key, TOP, Daesung, Wooyoung dan lainnya masih sibuk membaca
buku mereka.
“Kita
gak mau sombong sih, tapi buat apa otak kalau gak dipakai belajar. Ya, gue
ngerti sih IQ rata-rata seperti kalian mana bisa belajar,” ujar Key songong.
Bulu mata anti halilintarnya tampak cetar membahenol.
“Biasa
aja dong, somplak!” sahut Seungri yang ternyata juga membuat contekan.
“Bener
tuh. Biar aja gak belajar, yang penting nilai gue ada!” teriak Mincay nyablak.
“Teman-teman
gak boleh begitu. Kalau kita belajar, berarti kita ada usaha untuk berubah
kan?” ujar Luna lembut.
“Diem
lu,” kata Taeri galak. Luna pun langsung ngacir ke bangkunya lagi.
“Ya
udah, kalian buktikan aja dengan nilai kalian!” ujar Yoseob nyolot, “Gue yakin
kalian pasti gak bakal sukses!”
“Huuhh
liat aje lu,” kata Amber sambil lempar poni.
“Udah udah!
Kembali ke bangku kalian!” teriak Taec, si ketua kelas paling macho.
Semuanya
menurut.
^^
“Waktu mengerjakan ujian hanya 1
jam. Cepat selesaikan dan tidak usah melirik kiri-kanan,” ujar Pak Leeteuk,
pengawas hari ini, setelah membagikan soal dan lembar jawaban ujian.
“Berarti liat depan-belakang boleh
dong ya,” bisik Chansung sambil nyengir.
“Heh, Chana!” teriak Pak Leeteuk. “Liat depan-belakang juga
tidak boleh. Jangan macam-macam kamu ya!”
Chansung terdiam sambil
memonyong-monyongkan mulutnya. “Iye dah, pak.”
Sedetik kemudian, kelas langsung
senyap.
“Jangan ada yang menyontek kawannya
ya,” kata Pak Leeteuk sambil duduk manis di kursinya.
Beberapa menit kemudian, beberapa
siswa mulai grasak-grusuk mengeluarkan contekan mereka. Dengan damainya Taeri
juga mengeluarkan contekannya. Mincay, Upa, Taec, Seungri, Chana, Amber,
Jonghyun juga mulai mengeluarkan contekan mereka. Berbeda dengan trio yadong
yang langsung nonton yadong di handphone keluaran terbaru milik Changmin.
“Nista banget tuh handphone dipake
buat nonton yadong,” komentar Mincay sehari
yang lalu.
‘Gileeee…
gue gak tau sih ini bener apa kagak. Yang penting gue isi,’ batin Taec
sambil goyang ADTOY.
‘Kunci jawaban kalau dari gue mah pasti bene, Tek. Tapi, awas jangan lupa janji kita tadi,’
sambung Taeri.
‘Sip! Foto topless-nya uyung kaaaan? Tenang aja. Gue kirim ntar malem,’
jawab Taec.
‘Gue
tunggu loh, Tek!’
‘Iyaaaa,’
Taec tersenyum. ‘Eh, kenapa lu bisa ada dalam batin gue?!’
‘Aihhh
berarti kita jodoh dong,’ batin Taeri najis.
‘Najong
banget lu! Keluar dari batin gue!!!’ teriak Taec.
‘Iyeeee, Tek! Iyeee!’
Taec menoleh kearah Taeri yang
duduk di seberangnya. Taeri melambaikan tangannya genit. Untung saja Taec masih
bisa menahan diri untuk tidak muntah di tempat.
‘Gak
percuma gue ngancem si Taeri buat nulisin kunci jawaban.’ teriak Mincay
dalam hati.
‘Kayaknya
Mincay udah hampir selesai. Gue mau keluar bareng Mincay ah,’ batin Chana
sambil membuang tandan pisang ke luar jendela.
‘Gilak! Jupe hot banget, hyung!’
‘Gak sia-sia kan gue donlot. Sampai pagi loh gue nungguin donlotannya.’
‘Sebagai ketua Trio Yadong, gue bangga sama lu Changmin! Teruskan
keyadonganmu ini.’ Trio Yadong.
‘Soalnya agak-agak susah sih. Seungyeol-oppa bisa ngerjain gak ya? Duuh…’
Upa.
‘Nyesal gue gak minta kunci jawaban sama si Taeri,’ Key dan Yoseob.
“Ucup, Joon mau nanya dong,” bisik
Joon memelas kepada Yoseob yang duduk disampingnya.
Yoseob yang memang punya masalah
dengan pendengaran tidak mendengar bisikan Joon. Dengan baik hati, Seungri
memberikan saran kepada Joon.
“Joon, bisikin aja ke telinganya
Ucup. Pan lu tau sendiri si Ucup agak budek,” kata Seungri sambil tersenyum
malaikat, tak lupa sebuah lingkaran muncul di atas kepala Seungri. “Atau lu mau
nyontek gue aja?”
Joon menggelengkan kepalanya,
“Kagak usah, Ri. Joon gak mau mengkhianati Ucup. Joon sayang sama Ucup. Joon
gak mau persahabatan Joon sama Ucup putus. Joon tau—”
“Ah, bacot lu!” potong Seungri yang
merinding-merinding disko mendengar perkataan Joon.
“Najong banget lu, Joon!” lirik
Mincay sinis.
Joon tersenyum manis. Ia kembali
memanggil Yoseob yang masih sibuk mengerjakan ujiannya. Kali ini ia berbisik di
telinga Yoseob. “Cuuup. Joon mau liat
punya ucup dong!”
“Alaah… paling si cebol itu gak
bakal dengar lagi. Ya kan, Ri?”
“Gak. Biasanya si Ucup kalau udah
dibisikin gitu pasti denger. Taruhan?” sahut Seungri ke Mincay.
“Boleh! Foto topless bang Tiyopi
yaaa!” ujar Mincay genit sambil melirik kea rah TOP.
“Oke. Handphone ipon lu ye,” kata
Seungri.
Taec hanya menggeleng-gelengkan
kepala. Taruhan yang sama sekali tidak penting. Chana yang duduk di samping
Mincay hanya bisa melirik-lirik cembokur kea rah Seungri dan Mincay. Pfffft.
Satu detik, dua detik, satu menit
berlalu. Yoseob tak melirik. Mincay tersenyum iblis.
“Jangan lupa nanti kirimin foto
topless bang Tiyopi ya, Seungri tayaaang~” ujar Mincay genit.
Joon berbisik sekali lagi. Kali ini
lebih kencang. “Ucup yang paling ganteng se-kebun raya bogor!”
Dengan efek slow motion, Yoseob menoleh ke belakang. “Ada apa, Joon?”
“Tunjukin nomer satu sampai dua
puluh tiga dong, Cup. Joon gak ngerti,” pinta Joon.
Yoseob melirik lembar jawabannya.
Joon meminta jawaban nomor satu sampai dua puluh tiga. “Joon, lu oon ya?
Soalnya kan cuma duapuluh!”
“Dua puluh tiga, Cup. Ucup gak
pandai menghitung ya?”
“Enak aja lu! Kan yang oon elu!”
“Eh iya juga sih. Tapi emang dua puluh
tiga soal kok!”
“Gak mungkin Joon! Cuma dua puluh
soalnya!!”
“Gak usah bego-begoin gue deh,
cup!”
“Lu mah udah begok, ngapain di
bego-begoin lagi?!”
“Ayo! Kelahi! Kelahi!” ujar Mincay
dan Seungri memanas-manasi.
“Diem lu tukang contek!” desis
Yoseob.
Mincay dan Seungri terdiam.
Berbagai rencana keji langsung muncul di otak mereka berdua. Membalas di tempat
bukan prinsip mereka.
“Ihhh Ucup kok gak percaya sama
Joon sih?”
“Sini tunjukin ke gue lembaran lu!”
“Ini yang tiga soal itu. Tapi
mungkin Pak Leeteuk lupa nulis nomernya.” Joon menunjuk lembar jawabannya.
“ITU BUAT NULIS NAMA, KELAS DAN
PELAJARAN, JOON BEGOK!!!”teriak Yoseob kencang.
Satu kelas melirik ke arah
Yoseob. Pak Leeteuk yang dari tadi
terkantuk-kantuk langsung tersentak dari kursinya. Trio yadong buru-buru
memasukkan handphone mereka ke dalam laci meja saking kagetnya. Seungri dan
Amber hampir saja merobek contekan mereka karena teriakan Yoseob.
“YOSEOB BIN SUNEO!” teriak Pak
Leeteuk kencang. “NGAPAIN KAMU TERIAK-TERIAK?!”
“Engggg…anu… tadi saya… itu loh,
Pak.”
Pak Leeteuk memukul meja. “Bicara
yang jelas, Yoseob!”
Yoseob panik. Apalagi melihat
Mincay dan Seungri tersenyum-senyum iblis, membuatnya ingin sekali mencekik
mereka berdua. Tiba-tiba ia mendapatkan ide.
“Itu Pak! Mincay dan Seungri minta
tunjukin!!” jawab Yoseob kencang.
Seungri dan Mincay terkejut.
“BOHONG, PAK!!”
“Benar, Pak! Tanya aja sama Joon,
Pak.”
Pak Leeteuk menarik napas panjang.
“Percuma bertanya sama Joon.”
“Benar, Pak,” bisik Taeri keji.
“Seungri… Mincay… Kumpulkan lembar
jawaban kalian sekarang! CEPAT!”
Mincay dan Seungri mendengus hampir
berbarengan. Key, Jokwon, dan anak-anak rajin lainnya tersenyum bagai malaikat.
Yoseob tersenyum penuh kemenangan. Mincay berdiri dari bangkunya. Ia dan
Seungri berjalan dengan gaya gangster menuju meja Pak Leeteuk.
“Nih, Pak. Kita juga udah selesai
kali!” sahut Mincay nyolot.
Pak Leeteuk tersenyum sok baik.
“Bagus. Silahkan keluar.”
“Yok, Cay!” ujar Seungri.
Sambil berlalu keluar kelas, Seungri
sempat-sempatnya menatap tajam Yoseob. Mincay dengan najong-nya menatap Yoseob
sambil meludah di lantai. Kebetulan hari ini piketnya Yoseob.
‘Gileeee! Gangster banget tuh bocah berdua. Salah gaul sih,’ batin
TOP.
‘Kelakuan bocah berdua itu emang bener-bener ya.’ Upa.
‘Rasaiiiin!’ Key.
‘Ihhh… gue gak rela mereka ngumpulin pertama!’ Jokwon.
‘Gue mau nyusul Mincay ahhh!’ Chana.
“Pak, saya udah selesai!” sahut
Chana sambil berdiri. Ia buru-buru mengumpulkan kertasnya. Taec-pun menyusul.
Di luar kelas
“Ri,
tadi gue keren gak?” sahut Mincay sambil terkikik-kikik jijay.
“Kurang
sih. Maunya lo ludahin aja noh si Ucup,” jawab Seungri.
Mincay
mengangguk-anggukkan kepalanya. “Benar juga sih, Ri. Bai de wei, lu punya
rencana apa buat balas dendam?”
Seungri bersandar di dinding luar
kelas. “Sini gue bisikin.”
“Ngapain kalian berdua?” sebuah
suara mengejutkan mereka.
“Chana? Taec?” tanya Mincay.
“Kalian gak boleh ditinggal
berduaan lama-lama,” sahut Chana sambil ngunyah pisang.
Seungri dan Mincay begong dengan muka najongnya.
“Kalian pasti mau balas dendam ke
Ucup kan?” tanya Taec.
Seungri dan Mincay mengangguk.
Di dalam kelas
Keadaan
kelas begitu senyap sepeninggal Seungri, Mincay, Taec dan Chana. Hanya
grasak-grusuk si Taeri lasak yang terdengar.
“Ayo,
cepat selesaikan. Kalian gak malu apa sama si Mincay dan Seungri?” sahut Pak
Leeteuk dengan gaya paling menyebalkan se-kebun raya Bogor.
“Bacot,”
bisik Taeri pelan.
“YOSEOB, KAU BELUM SELESAI NOMER
BERAPA? DI LACIMU KAN ADA BUKU, KENAPA TIDAK LIHAT SAJA?!” Tiba-tiba terdengar
teriakan yang kencang dari luar kelas.
Pak Leeteuk tampak terkejut. Yoseob
syok. Di lacinya memang ada buku catatannya yang terbuka manis.
“Suara siapa itu?”
“Suara Seungri, Pak..” sahut Key
sambil menggoyang-goyangkan pensil berbi-nya.
‘Setdah, Seungri!’ TOP menggelengkan kepalanya miris.
“Yoseob, apa benar kamu liat
buku?!” teriak Pak Leeteuk.
“SUDAHLAH, KEY! JANGAN
ME-MISKOL-MISKOLKU TERUS! KAU MAU JAWABAN NOMOR BERAPA SIH?! BIAR KUKIRIMKAN!!”
kali ini suara Mincay.
‘Asoyy, si Mincay sip banget balas dendam-nya!’ Taeri.
“KIM KI BUM!!”
Key mati kutu. Dia memang sedang
memegang handphone-nya untuk
searching di google. Pak Leeteuk menatap
Yoseob dan Key bergantian.
“Kim Ki Bum, serahkan hp-mu dan
kumpulkan lembar jawabanmu! Yoseob juga! Segera tinggalkan kelas ini!” perintah
Pak Leeteuk kejam.
Di luar kelas
“Ini asyik, Ri!” sahut Mincay
sambil ber-high five dengan Seungri.
Seungri mendengus. “Biar tau
rasaaa!”
Taec hanya geleng-geleng kepala
melihat kelakuan mereka. “Tapi kenapa si Key juga kena?”
Mincay tertawa iblis. “Karena dia
lebih cantik dari gue.”
Mincay pun digebukin Taec pakai barbel.
^^
“Itu merekaaa!” teriak Key histeris
begitu Mincay dan Seungri masuk kelas setelah istirahat.
Yoseob dan para murid-murid rajin
lainnya langsung mengerubungi Seungri dan Mincay. Sementara yang dikerubungi
hanya anteng-anteng aja.
“Maksud lo apa ngerjain gue segala?”
tanya Yoseob esmosi.
Mincay dan Seungri hanya terdiam.
“Seungyeol, kita bantuin gak Mincay
sama Seungri?” tanya Upa khawatir.
Seungyeol menggelengkan kepalanya. “Gak
usah, Pa. Mendingan kita ke kantin aja yuk. Seungyeol yang traktir.”
Upa dan Seungyeol-pun langsung
ngacir ke kantin dengan perasaan berbunga-bunga.
“Heh, Cebol! Kan lu yang salah
tadi!” teriak Taeri dengan suara naga-nya.
“Betul, Cup. Tadi kan lu duluan
yang ngerjain Mincay dan Seungri,” sahut TOP sambil berdiri di samping Taeri.
“Selain Ucup sama Key, yang lain
mendingan duduk deh! Biarin mereka 2 on 2!” seru Eunhyuk.
Taec langsung memberikan tatapan
maut-nya kepada Eunhyuk.
“Maap, Tek. Gue pan becanda!” ujar
Eunhyuk.
“Sorry ya, gue gak main fisik. Kita
buktikan aja deh di hasil ujian tadi. Kalau nilai kalian berdua lebih tinggi,
kita berdua gak akan balas dendam. Tapi kalau nilai ujian kita lebih tinggi,
siap-siap aja lu berdua!” ujar Yoseob berapi-api.
Seungri tertawa. “Enak aja, lu.
Yaiyalah, kalau main fisik lu pasti kalah, bol!”
“Oke, gue terima deh tantangan dari
lo!” sahut Mincay pede.
Key dan Yoseob pun kembali ke alam mereka.
“Cay, lu tenang ajaaa! Kunci dari
gue mah manjur sip ahaay, Cay!” ujar Taeri tak kalah pede-nya.
“Awas kalau nilai gue ancur ya, Ri.
Gue sobek-sobek lu!” ancam Mincay sangar.
^^
Seminggu kemudian~
Keadaan kelas paling terbelakang di
SMA APAAJABOLEH hari ini tampak seperti biasanya. Trio yadong, seperti biasa,
di pojok kelas dengan kesibukan mereka bertiga. Upa dan Seungyeol yang sedang
pedekate sibuk bergombal-gembel ria. Key dan Luna saling mengoleskan nail
polish ke kuku mereka. Yoseob dan Joon sibuk bergosip, walau sebenarnya Joon
hanya sok-sok menganggukkan kepala padahal dia gak ngerti. Seungri dengan
lahapnya memakan bambu di sebelah Chana yang sibuk menghabiskan pisang
setandan. Sementara Taeri dengan najongnya memandang hp-nya sambil sesekali
mencium layar-nya yang dipasang wallpaper foto topless-nya Uyung. Tak jauh
berbeda dengan Mincay yang menatap najong wallpaper foto topless TOP di hp-nya
sambil menatap TOP yang sibuk belajar.
“Nista banget lu berdua!” ujar Taec
yang asik barbel-an sambil menoyor kepala Mincay dan Taeri bergantian. “Untung
si Upa masih normal, gak kayak kalian berdua.”
“Diem lu, Tek!” teriak Taeri. “Gue
patahin barbel lu!”
Taec langsung keder. Ia bergeser
duduk di samping Mincay. “Iya ampun, Ri. Gue gangguin Mincay aja deh.”
Mincay mendongak. “Berani lu
gangguin gue, tuh barbel gue bikin melayang ke muka lu!”
Taec pun ngacir ke toilet terdekat
untuk menyelamatkan nyawanya. #PrayForTaecMacho
“SPADAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA~!!”
teriak Daesung yang baru masuk ke kelas dengan teriakan 6 oktaf.
Berbagai benda termasuk bambu dan
tandan pisang pun langsung berterbangan ke arah muka Daesung.
“Ampuuun, kawan-kawan! Hentikan semua
ini!” teriak Daesung iba.
Seisi kelaspun berhenti melemparkan
barang ke muka Daesung.
“Muka lu ngundang banget sih, Dae.
Makanya~” sahut Seungri.
Hidung Daesung kembang-kempis
mendengar pujian dari Seungri (?). Mungkin dia berpikir bahwa Seungri sedang
memujinya.
“Gue bawa pengumuman ujian minggu
lalu! Pemenang taruhan antara Key-Ucup dan Seungri-Mincay adalaaaaaaaaaah~”
Kelas mendadak sunyi. Semua mata
tertuju pada Daesung. Momen itu pun dimanfaatkan Daesung untuk pose-pose najong
ala majalah flora-fauna.
“Gue lempar lagi nih!” teriak Chana
sambil memegang tandan pisang.
‘Gile Chana, ke sekolah bawa pohon pisang? Banyak amat tandannya!’
batin TOP.
“Iya, ampun dah! Ternyata
pemenangnya adalaaaah…”
‘Semoga gueee!’ Yoseob komat-kamit dalam hati.
‘Tenang aja, Cay. Kunci dari gue mah pasti be—’
“YOSEOB DAN KEY!!” teriak Daesung. “Maaf
ya Seungri-Mincay, kalian kalah~”
TOP matahin meja. Chana nelen
tandan. Trio yadong nonton yadong. Taeri mematung.
“TAERIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII!!!!!!!!!!!!!!!!”
teriak Mincay dan Seungri.
“Bagus, mulai sekarang, kalian jadi
babu kitaaaa!” sahut Key dan Yoseob.
“Sayang banget ya, Ri dan Cay.
Nilai kalian nol, loh~” sahut Daesung songong.
Mincay dan Seungri mengamuk.
Daesung digantung di tiang bendera. Key dan Yoseob diikat di rel kereta api.
#MincaydanSeungrijadiPsikopat
“TAERI, SEKARANG GILIRAN LO!!”
teriak Mincay dan Seungri horror.
Taeri syok, nelen pena. End.
Thanks for reading ;)
No comments:
Post a Comment