Trio Najong
: Puitisasi Cinta Taeri
Author : Annisa
Cast : Trio Najong
(Upa, Taeri, Mincay), Lee Kuman
Genre : Komedi
ancur
Note: Makin gak
jelas nih cerita. Pffft. Silahkan dibaca.
Sudah beberapa hari ini dorm Trio
Najong dilanda kesenyapan. Amukan naga Taeri yang seringkali terdengar mendadak
hilang dari radar. Tentu saja ini membuat para tetangga menjadi lebih tenang
dalam menjalankan kehidupannya. Jarang sekali mereka bisa tenang sejak Trio
Najong pindah ke apartemen mewah tersebut. Apa penyebabnya?
"Mungkin
Taeri salah makan obat, onni. Kemarin kan dia baru check up di rumah sakit
jiwa. Kali aja dokternya malpraktek gitu! Hiiiiy..." komentar Mincay.
Upa
menggelengkan kepalanya. "Gak mungkinlah, cay. Dokter Siwon kan dokter
spesialis kejiwaan paling terkenal di kota ini."
Tiba-tiba
pintu kamar terbuka dan keluarlah seekor Taeri yang baru bangun tidur.
"Hoaaahmm...
Selamat pagi Upa-onni dan Mincay. Pagi ini mentari bersinar begitu terang,
seperti terangnya sinar cintaku padamu."
Upa
dan Mincay hanya bisa cengo menatap kelakuan Taeri yang seperti mendadak
dirasuki penyair puisi cinta tahun 60-an.
"Aku
merasa lapar. Adakah sesuap nasi untuk diriku yang malang ini, wahai onni
tersayang?"
"Nasi
kucing mau?" tanya Upa.
Taeri
mengangguk dramatis, "Apapun, asal kau tak memberiku nasi goreng ala gaho
dan boss seperti minggu lalu, onni."
"Pffft~"
Mincay menahan tawa mengingat kejadian konyol minggu lalu, pagi saat sebelum
debut.
"Yaudah...
Nih, makan yang lahap ya. Ayo, Cay.. Kita beres-beres kamar." Upa
meletakkan piring Taeri di atas meja.
Duo
Upamin langsung meninggalkan Taeri dan ngacir ke kamar mereka masing-masing.
Taeri yang sudah sangat lapar segera duduk di atas meja makan. Beberapa saat
kemudian terdengar teriakan cempreng Taeri.
"ONNI,
GAK SESUAP JUGA KALI!!"
Lee
Kuman mengangguk-anggukkan kepalanya sok mengerti. Tatapannya yang penuh
karisma menatap tajam ke arah duo UPAMIN yang duduk di depannya.
'Sok
banget sih lo, tua bangka.' batin Mincay sadis.
'Upa,
sabar. Dia bos lo.' Upa menabahkan hati.
"Jadi,
Taeri ini terkena sindrom down?" tanya Lee Kuman sok tau.
"Sindrom
down?! Apaan sih? Appa ngerti gak sih cerita kami?!" teriak Mincay
histeris sambil berdiri dan menunjuk-nunjuk Lee Kuman.
Lee
Kuman tampak shock mendengar teriakan Mincay. Mulutnya langsung komat-kamit,
entah apa yang diucapkannya. Upa menarik Mincay untuk kembali duduk.
"Cay,
sabaaaaar!" Upa menyembur muka Mincay dengan air sirup yang sudah
dibacakannya lagu Ring-Ding-Dong.
Mincay
tersadar. Ia kembali duduk manis, sementara Lee Kuman tampak sudah normal
kecuali matanya yang melotot-melotot ke arah Mincay.
"Maaf
ya, appa~" ujar Mincay sok manis sambil cengengesan jijay.
"Karena
mood saya sedang bagus, saya maafkan. Tapi kalau lainkali kamu ulangi, saya
tidak segan-segan mengirim kamu ke dorm SHINee buat jadi jongos!" seru Lee
Kuman.
'Dorm
SHINee?! Jadi jongosnya Onyu dubudubu-ailopyu-oppa? Gileeee, gue rela mati demi
jadi jongosnya Onyu dubudubu-ailopyu-oppa!' Upa.
'Huh?
Dorm SHINee? Ajegile, masa gue ke dorm mantan-mantan gue?' Mincay pede.
"Dengar,
Mincay?!" teriak Lee Kuman.
Mincay
mengangguk, "Dorm Big Bang aja deh, appa."
"Berani
request kamu ya?!"
"Iya
deh, appa. Maap." Mincay menyerah.
Lee
Kuman mendelik ke arah Mincay. "Ya sudah, Taeri tadi bagaimana?"
"Ya
seperti cerita kami deh, appa. Semua hal yang keluar dari mulutnya itu puisi
norak abad sekian sebelum masehi. Kalau biasanya dia mutar mp3 lagu-lagu
Metallica, Exodus, Gun n' Roses, sekarang dia malah muter lagu-lagunya
d'Bagindas, Kangen Band, ST12--"
"Onni,
bukan d'Bagindas, Kangen Band atau ST12. Tapi, U-Kiss! Kalo tiga band itu mah,
onni yang muter mp3-nya sambil nangis-nangis kesurupan." Mincay mengoreksi
ucapan Upa.
"Nangis
kesurupan?" tanya Lee Kuman.
Mincay
mengangguk, "Iya, appa. Pas berita Onyu-oppa sama Jungah-sunbae."
Mulut
Lee Kuman membentuk huruf O. "Appa juga gitu kok, waktu eyang subur mau
nikah lagi, appa histeris juga. Tapi untungnya sekarang Eyang Subur udah appa
dekati dengan jurus ala Kunyuk Eunhyuk~"
“What?!”
teriak Upa sambil berdiri. Sedetik kemudian ia tersadar dan duduk kembali.
“Memangnya
kenapa, Upa? Gak manjur ya jurus pedekate ala Kunyuk?” tanya Lee Kuman centil.
Upa
menggelengkan kepalanya pelan. “Bukan begitu, appa. Appa tau gak sih se-yadong
apa si Kunyuk-oppa? Pasti jurus yang dia kasih gak bener semua. Appa jangan
percaya sama dia.”
Mincay
mengangguk-anggukkan kepalanya setuju. “Kalau mau minta saran percintaan, ke
Kak Seto aja, appa.”
“Kak
Seto?” tanya Lee Kuman. “Oh, oke deh. Nanti kamu sms-kan alamat rumah Kak Seto
yaa. Appa gak mau Eyang Subur sampai lepas dari incaran Appa.”
‘Setdah si appa dikibulin ama Mincay. Sejak
kapan Kak Seto jadi dukun cinta,’ batin Upa miris sambil menatap Mincay
yang tersenyum-senyum najong. ‘Atau
jangan-jangan ni bocah gak tau siapa Kak Seto kali ya. Dia kan tulalit juga.’
“Sajangnim,
masalah Taeri.. dan janji ke salon,” bisik asisten Lee Kuman.
Lee
Kuman kembali tersadar. “Ah benar juga. Appa hampir lupa lagi. Emang deh ya,
kalau bicarain Eyang Subur, appa jadi lupa diri. Pokoknya kalian selidiki aja
deh, kenapa si Taeri jadi begitu. Ntar kalau kalian udah tau, kasih tau ke appa
ya. Sekarang sudah waktunya appa ke salon buat perawatan. Jadi, lebih baik
kalian pulang.”
Upa
dan Mincay terbengong.
“Cay,
lu tadi beneran ngusulin Kak Seto?” tanya Upa begitu mereka masuk ke dalam
dorm.
Mincay
menatap Upa bingung. “Emang kenapa, onni?”
“Jadi
lu gak tau siapa Kak Seto?” tanya Upa lagi.
Mincay
menggelengkan kepalanya. “Kagak tau, Onn. Yang gue tau, Kak Seto orang terkenal
kan? Supaya keliatan pinter aja di depan Kuman. Gue mandi duyu ya, Onn.”
Mincay
lalu meninggalkan Upa yang terbengong.
“Wahai
onni, kenapa dirimu berada disini? Duduklah, agar kau tidak merasa lelah
setelah menempuh perjalanan jauh,” sahut Taeri yang baru keluar dari kamarnya.
‘Jauh apanya, kantor KM kan gak sampai satu
kilo dari sini. Setdah ni bocah,’ batin Upa sambil melenggang ke ruang
televisi.
“Taeri,
lu sebenarnya kenapa sih?” tanya Upa kepo sekaligus muak mendengar puisi-puisi
Taeri yang menurutnya norak.
Taeri
memandang Upa. “Apakah ada yang salah dengan diriku, onni? Aku merasa tak ada
yang salah dengan diriku ini. Ataukah hanya perasaan onni saja yang mengatakan
bahwa aku berbeda?”
Upa
merinding mendengar kata-kata Taeri. “Lu ketiban apaan, Ri?”
Taeri
tersenyum-senyum najong. Mendadak Upa merasa mual melihat tingkah Taeri yang
semakin najong.
“Ada
apakah gerangan, Onni?” tanya Taeri sok khawatir.
Upa
langsung berlari ke kamarnya. “Jangaaaan dekat-dekat gue lagiiii, Ri!!!”
“Udah
tidur kali si Taeri, Onn,” ujar Mincay pelan.
Upa
menggelengkan kepalanya. “Gak mungkin tuh bocah udah tidur, Cay. Lu kan tau
sendiri dia beberapa hari ini tidur larut.”
Mincay
mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dia sekarang sering ngigau loh, Onn.”
“Emang
dari dulu kali, Cay.”
“Bukan!”
seru Mincay. “Kalau ngigau seperti biasa sih masih mending.”
Upa
menatap Mincay bingung.
“Ngigau
seperti biasa loh, Onn. Itu, yang dia ngamuk-ngamuk sendiri pas tidur. Terus
nendang-nendang dinding sambil menghantuk-hantukkan kepala ke dinding.
Kadang-kadang dia suka tidur sambil jalan ke lantai bawah apartemen dan
garuk-garuk aspal.”
“Oh
iya, gue lupa, Cay. Sampai kemarin dia di bawa ke Satpol PP gegara kedapatan
tidur di tengah jalan raya,” ucap Upa miris.
Mincay
mengangguk. “Onn, kayaknya dia ngigau lagi tuuh.”
Upa
buru-buru menempelkan telinganya di pintu. “Bener, Cay.”
“Iya,
sayangnya Taeri melebihi luasnya lautan tak berujung. Adakah yang disana
merasakan seperti yang Taeri rasakan? Katakan dengan sejujurnya. Kalaupun
jodoh, takkan lari kemana. Hihihihihihi..” sayup-sayup terdengar suara Taeri di
balik pintu kamarnya.
Mincay
dan Upa merinding.
“Onn,
dia depresi karena Taemin nolak dia kali?” ujar Mincay.
Upa
menggeleng. “Tapi kan sekarang di naksir AJ.”
Mereka
berdua terdiam di depan kamarnya Taeri, tenggelam dalam pikirannya
masing-masing.
Keesokan harinya…
“Gilaaaak,
Onn! Abaaaang TOP kece bangeeeet! Begitu keluar filmnya, gue pasti beli
DVD-nyaaaa!!” teriak Mincay histeris sambil meluk-meluk televisi yang sedang
menyiarkan acara gossip Kabar-Kuburin tentang film terbaru TOP.
“DVD
asli, Cay?” tanya Upa kepo.
Mincay
melirik Upa tengsin. “Ya enggaklah. Kalau ada yang bajakan kenapa harus beli
yang asli?”
Upa
melotot kaget. “Pantesan album Trio Najong cuma laku beberapa biji. Pasti lu
yang nyaranin ke fans buat beli yang bajakan. Iya kaaaan?!”
Mincay
menggeleng. “Gak kok, Onn. Gak pernah. Itu prinsip hidup gue. Lagipula album
Trio Najong cuma laku beberapa biji karena kita emang gak ada fans kaleee, onn!”
“Enak
aje lu. Official twitter kita udah nambah lagi loh followersnya,” sahut Upa.
Mincay
melirik. “Jadi berapa?”
“11
followers,” jawab Upa.
Mincay
terdiam sesaat. “11 followers gak termasuk kita, Lee Kuman, Trio Yadong dan
Manager-ajumma kan?”
Upa
mengangguk. “11 termasuk gue, lu, Taeri, Kuman-appa, akun Trio Yadong,
Manajer-ajumma, akun SHINee dan official twitter KMent.”
Tiba-tiba
Mincay merasa kepalanya akan pecah. “Berarti fans kita cuma 3 oraaaang?!”
“Kayaknya
gitu sih, Cay.”
|
Official Twitter Trio Najong ~ |
Mincay
pun gelepar-gelepar di lantai sambil garuk-garuk lantai. Upa hanya menatap
Mincay bingung sambil kembali membuka twitter-nya.
“Onni
dan Mincay, aku akan pergi ke kantor KM dulu ya. Ada tanggung jawab yang harus
aku lakukan sesegera mungkin. Tak mungkin kubiarkan dunia merenggutnya,” ujar
Taeri yang baru keluar dari kamarnya.
Mincay
dan Upa yang kembali menonton gossip kabar-kuburin mengangguk-anggukkan
kepalanya, tanda mengusir. Begitu Taeri menutup pintu, Mincay dan Upa
pandang-pandangan. Sedetik kemudian mereka berlari memasuki kamar Taeri.
“Spadaaaa, aku pulaaang~ Adakah gerangan orang
di tempat ini? Aku kembali dari hiruk-pikuknya dunia fana,” sahut Taeri dengan
suara cemprengnya.
Saat Taeri melangkah masuk ke ruang televisi,
tampak Upa dan Mincay sudah duduk manis di sofa. Mereka menunggu kepulangan
Taeri sejak tadi.
“Kenapa kalian tidak menjawab sapaanku, wahai
onni dan Mincay?”
Mincay menghela napas. “Jadi lu mengkhianati
kita, Ri?”
Taeri tampak terkejut. Matanya melotot-melotot
dan lidahnya melet-melet tanda kaget. “Apa maksudmu, Mincay?”
Upa melempar sebuah hp ke depan Taeri. “Tuh hp
lo ketinggalan di kamar. Kita udah baca semua. Gak nyangka, Ri!”
“TIDAAAAAAAAAK!!! KALIAN UDAH TAU?!!!!” teriak
Taeri.
Mincay menggoyang-goyangkan telunjuknya di
depan muka Taeri. “Gak nyangka gue, Ri. Padahal kan… aduh. Ya ampun!”
Taeri mendadak memelas. “Cay, apa salahnya gue
pacaran sama AJ, Cay? Lu tau gak, Caaay? Gue udah jomblo sekian lama dan AJ
nembak gue, walaupun belakangan ini gue tau dia salah kirim sms, tapi masa sih
lu tega Caaay?!”
Mincay dan Upa bengong untuk beberapa saat.
“Hah?! Jadi lu pacaraaan sama AJ?!!!!” teriak
Mincay dan Upa berbarengan.
Gantian Taeri yang terbengong. “Tunggu, maksud
kalian apa?”
“Jadi selama ini lu sok puitis karena AJ?!”
tanya Upa.
“Terus, lo gak garuk-garuk aspal lagi karena
AJ?” tanya Mincay lagi.
“Dan selama ini lu telponan sama AJ?” Upa
bertanya lagi.
“Lo pacaran sama AJ?!!” tanya Mincay dan Upa
kompak.
Taeri mengelus-elus telinganya. Suara Mincay
dan Upa benar-benar luar biasa. Yakin deh, teriakan 6 oktaf-nya Daesung saat
pengumuman ujian (baca Trio Najong: Ujian! :p) kalah dengan teriakan melengking
ala Upa dan Mincay. Taeri menghela napas sebelum menjelaskan keadaan yang
sebenarnya.
“Oke, onni dan Mincay. Sebenarnya diriku ini
sudah mengikat tali kasih dengan pria baik hati bernama AJ. Maafkan diriku
karena aku terlalu takut memberitahu kalian. Aku tidak ingin kalian—”
“Stop!” teriak Mincay. “Jadi lu emang beneran
sama AJ? Kalau gue sih gak masalah lu sama AJ atau sama siapa, sabodo teuing
lah bagi gue. Tapi.. lu tau kan kalau si Appa tau, lu bisa di gulai.”
Upa mengangguk-anggukkan kepalanya. “Bener
tuh. Btw, chukahae ya, Ri. Doakan gue sama Seungyeol cepat jadian yaaa!”
Mincay mencibir saat Upa dan Taeri dengan
najongnya bercipika-cipiki.
“Terus, yang kalian maksud gue mengkhianati
kalian tadi apa? Sampai ngelempar-lemparin hape segala,” tanya Taeri.
Mincay kembali menggoyang-goyangkan
telunjuknya di depan muka Taeri. “Gue udah baca sms lu sama si Trio Yadong.
Maksud lu apaan mau jadi ketua fansclub mereka haaaa?!!! Sampai manggil-manggil
Minho dengan sebutan Minho sayang. Lu gak tau Minho mantan gue?!”
Upa mengguncang bahu Mincay. “Salah fokus,
Cay~”
Mincay menggelengkan kepalanya sambil
cengengesan. “Maaf, onn. Emang suka gitu kalau udah menyangkut Minho.”
Upa mendengus. “Gak cuma yang dibilang Mincay,
Ri. Lo juga follow twittter mereka kan? Dan dengan hina-nya lo memprakarsai
hashtag #DebutTrioYadong!”
Taeri tersedu. “Maafkan diriku, Onni. Aku
terjebak oleh karisma HyukChangHo! Apalagi MV mereka isinya abs semua.”
“Nistaaaa!” teriak Mincay sok dramatis. “Kalau
lu gak mau rahasia lu sama AJ gue bongkar ke Appa, mending mundur dari dunia ke-Trio
Yadong-an itu.”
Taeri menganggukkan kepalanya. “Baiklah,
Mincay, onni. Aku akan melakukannya. Asalkan cintaku dengan AJ tidak menjadi
konsumsi Lee Kuman. Aku akan meng-unfollow mereka. Kalian tenang saja yaa~”
Upa dan Mincay mengangguk-angguk puas.
Tiba-tiba terdengar bunyi ponsel Mincay berdering.
“Mampus, onn! Lee Kuman nelpon! Jangan-jangan
dia masang alat penyadap di dorm kita ini!!! Mampuuuuuuus!!” teriak Mincay
panik.
Taeri tampak lebih panik. Ia langsung
menghantuk-hantukkan kepalanya ke dinding. “Bagaimanaaaa ini?!! Eommaaaaaaa!!
Ajeeeeeeee!!”
Upa pun panik, namun sebagai leader yang
bijaksana, ia kemudian mengguncangkan bahu Mincay. “Cay, sadar caaay! Angkat
telponnya baik-baik. Kalau lu enggak angkat, yang ada dia malah curiga, Cay.
Ayo tarik napass~~”
Mincay pun menarik napas panjang dan
menghembuskannya. Dengan hati-hati ditekannya tombol hape-nya untuk menerima
panggilan. “Yobo…seyo?”
“Mincaaay! Lama banget kamu angkat telpon
appa!” teriak Appa.
Mincay makin keder dibuatnya. “Iya..appa.
Tadi…Mincay lagi bersihkan..septitank. Maap ye, Appa. Ada apa..appa nelpon?”
Suara Lee Kuman pun kembali melembut. “Kamu
jahat ya udah bohongi appa.”
Mincay kaget. Bagaimana Lee Kuman bisa tau?
Apa dia benar-benar memasang alat penyadap di dorm ini? “Ah, bo..hong
bagai…mana appa?”
“Gausah pura-pura gak tau deh, Mincay,” ujar
Lee Kuman.
“Maksudnya gak…tau..apa ya..appa?”
Taeri dan Upa saling berpelukan ala
teletubbies. Taeri menggigit-gigit sepatunya sambil menahan tangis.
“Ap…pa jangan ber..belit-belit..dong. Kasih
tau langsung…aja, appa,” ujar Mincay.
Lee Kuman terdengar menarik napas panjang.
“Mincay, kamu kan udah janji sama appa buat ngirimin nomer hp Kak Seto! Dari
kemarin appa tunggu, gak masuk-masuk sms-nya! Appa kan udah gak sabar mau
menggaet Eyang Subuuuur, cyiiiiiin~~”
Mincay bengong. Upa dan Taeri terdiam.
GUBRAAAAAKKKK!! End.